Honda mempersembahkan Honda PCX Hybrid di IIMS 2018. Motor ramah lingkungan ini dirakit di Indonesia tepatnya di Pabrik Honda Sunter.
Secara tampilan tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara PCX biasa dan Hybrid. Hanya terdapat perbedaan pada warna, tampilan speedometer dan versi atau mode berkendara. Pada Hybrid terdapat tambahan pada speedometernya berupa indikator dan ada ride modenya yaitu mode D dan mode S.
Kedua ride mode ini memiliki keunggulan masing-masing, untuk mode D (Drive) merupakan versi standar dimana mode ini lebih mengutamakan hemat bahan bakar namun tetap bertenaga. Sedangkan untuk mode S (Sport) menyajikan rasa berkendara dengan akselerasi mesin lebih responsif pada saat tariakn awal dari mode D. Tombol mode berkendara ini terdapat pada tuas stang di sebelah kiri.
Tambahan tenaga ini didapat dari motor assist yang disematkan pada ACG starter yang berfungsi untuk mensuplai tenaga tambahan pada mesin bensin Honda PCX 150. Gabungan tenaga dari motor assist dan mesin bensin PCX bisa hasilkan daya hingga 16,6 PS dengan torsinya bisa 17.5Nm. Sedankan Honda PCX biasa hanya memiliki daya 14,7 PS pada putaran 8500 dengan torsi 13,2Nm pada putaran 6500.
Berdasarkan hasil pengujian internal dari AHM, PCX Hybrid hanya butuh waktu 4,65 detik untuk berakselerasi 0 – 50 m. Sedangkan PCX konvensional hanya 5,13 detik. Pengujian yang lain, yaitu jarak 0 – 200 m, PCX Hybrid mencatatkan dalam waktu 11,7 detik, sedangkan PCX standar 12,3 detik. Jadi akselerasi PCX Hybrid lebih cepat 0,5 detik dari PCX standar.
Cara kerja system hybrid tersebut yaitu saat tuas gas ditarik, motor assist/elektrik bertugas mendukung mesin, akselerasi pun jadi lebih responsif. Saat motor berhenti, perangkat hybrid juga bertugas untuk mematikan mesin, sehingga bisa menghemat kosnusmsi bahan bakar. Sedangkan daya baterai juga terisi saat motor berjalan dengan mekanisme ketika gas dilepas saat berjalan ataupun berhenti, produksi tenaga dari motor diubah menjadi energi listrik untuk mengisi tenaga pada baterai lithium.
Untuk bahan bakarnya sendiri. Honda PCX disarankan menggunakan RON 92 atau sekelas Pertamax, walaupun tidak menutup kemungkinan juga bisa menggunakan bahan bakar Pertalite bahkan Premium karena bahan bakar tidak mempengaruhi baterai atau sistem hybrid PCX.
Untuk perawatan atau daya tahan baterai Honda PCX ini tergantung dari gaya berkendara, karena kalau kita terlalu sering menggunakan motor assist secara tidak tepat atau ugal-ugalan tentunya usia pakai baterai semakin singkat. Sebaiknya gunakan fitur mode assist D (drive) dan S (sport) pada tempatnya, jangan selalu menggunakannya hanya untuk mendapat akselerasi terus menerus. Dan jika baterainya sudah soak atau habis, motor masi tetap bisa jalan seperti PCX konvensional saja.
Honda PCX Hybrid ini disematkan baterai lithium berkapasitas 50,4 volt ampere, sehingga untuk kapasita bagasi sedikit menyusut yaitu 2,3 liter namun tetap masuklah helm fullface. Sedangkan Honda PCX biasa mencapai 25 liter.
Jika dibandingkan soal keiritannya, Honda PCX Hybrid hanya sedikit lebih irit 2-3 persen dari versi biasa. Berikut beberapa fitur yang ada pada Honda PCX:
Namun dengan beberapa kelebihannya, Honda PCX Hybrid ini masih perlu dipertimbangkan untuk dipilih ketimbang PCX konvensional yang hanya beda sekitar 10 jutaan karena:
Tag:
Secara tampilan tidak ada perbedaan yang terlalu mencolok antara PCX biasa dan Hybrid. Hanya terdapat perbedaan pada warna, tampilan speedometer dan versi atau mode berkendara. Pada Hybrid terdapat tambahan pada speedometernya berupa indikator dan ada ride modenya yaitu mode D dan mode S.
Kedua ride mode ini memiliki keunggulan masing-masing, untuk mode D (Drive) merupakan versi standar dimana mode ini lebih mengutamakan hemat bahan bakar namun tetap bertenaga. Sedangkan untuk mode S (Sport) menyajikan rasa berkendara dengan akselerasi mesin lebih responsif pada saat tariakn awal dari mode D. Tombol mode berkendara ini terdapat pada tuas stang di sebelah kiri.
Tambahan tenaga ini didapat dari motor assist yang disematkan pada ACG starter yang berfungsi untuk mensuplai tenaga tambahan pada mesin bensin Honda PCX 150. Gabungan tenaga dari motor assist dan mesin bensin PCX bisa hasilkan daya hingga 16,6 PS dengan torsinya bisa 17.5Nm. Sedankan Honda PCX biasa hanya memiliki daya 14,7 PS pada putaran 8500 dengan torsi 13,2Nm pada putaran 6500.
Berdasarkan hasil pengujian internal dari AHM, PCX Hybrid hanya butuh waktu 4,65 detik untuk berakselerasi 0 – 50 m. Sedangkan PCX konvensional hanya 5,13 detik. Pengujian yang lain, yaitu jarak 0 – 200 m, PCX Hybrid mencatatkan dalam waktu 11,7 detik, sedangkan PCX standar 12,3 detik. Jadi akselerasi PCX Hybrid lebih cepat 0,5 detik dari PCX standar.
Cara kerja system hybrid tersebut yaitu saat tuas gas ditarik, motor assist/elektrik bertugas mendukung mesin, akselerasi pun jadi lebih responsif. Saat motor berhenti, perangkat hybrid juga bertugas untuk mematikan mesin, sehingga bisa menghemat kosnusmsi bahan bakar. Sedangkan daya baterai juga terisi saat motor berjalan dengan mekanisme ketika gas dilepas saat berjalan ataupun berhenti, produksi tenaga dari motor diubah menjadi energi listrik untuk mengisi tenaga pada baterai lithium.
Untuk bahan bakarnya sendiri. Honda PCX disarankan menggunakan RON 92 atau sekelas Pertamax, walaupun tidak menutup kemungkinan juga bisa menggunakan bahan bakar Pertalite bahkan Premium karena bahan bakar tidak mempengaruhi baterai atau sistem hybrid PCX.
Untuk perawatan atau daya tahan baterai Honda PCX ini tergantung dari gaya berkendara, karena kalau kita terlalu sering menggunakan motor assist secara tidak tepat atau ugal-ugalan tentunya usia pakai baterai semakin singkat. Sebaiknya gunakan fitur mode assist D (drive) dan S (sport) pada tempatnya, jangan selalu menggunakannya hanya untuk mendapat akselerasi terus menerus. Dan jika baterainya sudah soak atau habis, motor masi tetap bisa jalan seperti PCX konvensional saja.
Jika dibandingkan soal keiritannya, Honda PCX Hybrid hanya sedikit lebih irit 2-3 persen dari versi biasa. Berikut beberapa fitur yang ada pada Honda PCX:
- LED di semua lampunya.
- Enhanced Smart Power (eSP) teknologi minim gesekan dan efisiensi pendinginan mesin
- DC socket untuk power charger yang disematkan di konsol box sisi depan
- Honda Smart Key System terintegrasi dengan alarm anti maling serta Answer Back System
- Kapasitas tangki BBM 8 liter menjadi yang terbesar di kelasnya
- Fitur tombol pembuka tangki dan jok yang terintegrasi dengan kunci kontak
- Seat stopper yang menahan posisi jok agar tidak tertutup saat sedang menyimpan atau mengeluarkan barang
- Posisi berkendara yang nyaman serta ditunjang dengan suspensi belakang model ganda
Namun dengan beberapa kelebihannya, Honda PCX Hybrid ini masih perlu dipertimbangkan untuk dipilih ketimbang PCX konvensional yang hanya beda sekitar 10 jutaan karena:
- Tidak seirit yang kita bayangkan, karena umumnya hybrid lebih mengedepankan efisiensi pada pemakaian bahan bakar.
- Desain yang sama dengan Konvensional, jadi tidak ada kesan premium bagi pemilikinya.
- Harga baterai lithium untuk Honda PCX seharga 10 jutaan dan memiliki usia pakai sekitar 8 tahun jadi persiapkan dana sekitar 1.2 jutaan per tahunnya.
Bagi motor listrik, limbah baterai ternyata menjadi salah satu permasalahan terbesar, sehingga Astra Honda Motor (AHM) yang merupakan produsen motor yang pertama kali menjual roda dua hybrid menjalin kerja sama dengan perusahaan TES-Amm dari Swedia untuk mengelola limbah baterai Honda PCX hybrid nantinya.
Harga baterai PCX Hybrid ini tergolong cukup mahal yaitu sekitar 7 Sampai 8 Juta Rupiah. Namun untuk daya tahannya juga sangat lama yait sekitar 5 sampai 6 tahun masa pakai. Tentunya masih sebanding dengan harganya.
Review singkat dan First Ride Honda PCX Biasa 2018
Semoga ulasan singkat ini bermanfaat. Jangan lupa dishare artikel ini jika berguna untuk Anda.
.Harga baterai PCX Hybrid ini tergolong cukup mahal yaitu sekitar 7 Sampai 8 Juta Rupiah. Namun untuk daya tahannya juga sangat lama yait sekitar 5 sampai 6 tahun masa pakai. Tentunya masih sebanding dengan harganya.
Review singkat dan First Ride Honda PCX Biasa 2018
- Tenaga lebih baik dari versi sebelumnya, namun tenaga masih lebih kecil dari pesaingnya yaitu Nmax
- Suspensi depan pas dan empuk, untuk bagian belakang keras, namun untuk berboncengan lebih terasa nyaman.
- Untuk bermanuver juga mengalami peningkatan karena menggunakan frame kecil dan bobot lebih ringan.
- Posisi duduk lebih nyaman untuk tinggi 165 cm serta stang dengan model tinggi sangat enak pada saat melaukan perjalanan jauh.
- Jok masih sedikit terasa keras, dan jok belakangnya juga lebar dan lebih tinggi dengan footstep yang juga lebar.
- Untuk parkir dengan standar tengah juga lebih enteng.
- Saat Pengetesan rem ABS (depan) tidak terkunci, namun ban belakang terkunci saat di rem mendadak.
Semoga ulasan singkat ini bermanfaat. Jangan lupa dishare artikel ini jika berguna untuk Anda.
Tag:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar